EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MENGGUNAKAN METODE “COOPERATIVE
SCRIPT” DENGAN PENDEKATAN “PROBLEM POSING” TERHADAP MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X
DI SMA MA’ARIF NU1 KEMRANJEN
Oleh : Uli Nuha ( 08600036)
Kata
Kunci : Cooperative Script,
Problem Posing, Motivasi Belajar, Hasil Belajar Matematika
Pembelajaran koperatife adalah pembelajaran di mana
siswa bekerja dan belajar bersama dalam kelompok kecil, saling menyumbangkan
pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu
maupun kelompok (slavin, 1995). Siswa bekerja sama untuk belajar dan
bertanggung jawab pada kemampuan temannya ( trianto 2009 : 57).
Ada beberapa tipe pembelajaran dalam metode
koperatife salah satunya adalah “Cooperative Script”. Cooperative Script merupakan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa. Hal ini sangat membantu
siswa dalam mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang
pernah didapatkan dalam pemecahan masalah.
Dalam penelitian nanti penulis akan memasukan
pendekatan problem posing didalam metode Cooperative Script. Problem posing
merupakan salah satu proses pembelajaran yang berbasiskan konstruktivisme.
Problem posing dapat diartikan membangun atau membentuk permasalahan. Problem
posing menurut suryanto ( 1998:8 ) merupakan istilah bahasa inggris sebagai
pedoman kata yang digunakan dalam istilah “pembentukan soal atau mengerjakan
soal dari situasi yang tersedia. Hal ini sesuai dengan Brown dan Walter yang
menyatakan bahwa salah satu rekomendasi mutahir dari
pakar pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran matematika adalah
problem posing (As’ari, 2004 :42).
Dalam penelitian ini penulis memasukan dua variable
bebas yaitu motivasi dan hasil belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relative
permanen dan potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan motivasi
yang dilandasi tujuan tertentu. Korelasi ini menguatkan urgensitas motivasi
belajar.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal
dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
perilaku. Motivasi belajar adalah proses member semangat belajar, arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang
penuh energy, terarah dan bertahan lama.
Hasil belajar adalah
sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “ hasil” dan “belajar“ yang
memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk memahami lebih mendalam
mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dulu pengertian “hasil“ dan “belajar”.
Menurut Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak
akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan
sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya
dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme
dirilah yang mampu untuk mancapainya.
Hasil belajar adalam kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar
akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu.
Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar,
bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan,
kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang
belajar.
Adapun yang mendorong penulis untuk memilih judul
tersebut adalah karena melihat bahwa pelajaran matematika dianggap pelajaran
yang sulit dan ditakuti oleh kebanyakan siswa terutama siswa yang memiliki
latar belakang kurang dalam motivasi mempelajari matematika. Guru dituntut
untuk dapat menggunakan metode yang tepat serta mengajak siswa untuk aktif
bergerak sehingga dapat membuat siswa merasa senang dan pelajaran tidak terasa
membosankan. Strategi pembelajaran cooperative script merupakan pembelajaran aktif yang berpusat
pada siswa dapat meningkatkan motivasi belajar di sekolah.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian
eksperimen semu (quasi experiment). Dipilih eksperimen semu dikarenakan
peneliti tidak mengacak subyek dan membentuk sebuah kelas baru, melainkan
dengan subyek yang ada dalam kelas tersebut dan tidak mengacak subyeknya.
Penelitian quasi experiment ini dilakukan dengan pemberian perlakuan (treatment)
kepada suatu kelas yang selanjutnya disebut dengan kelas eksperimen akan
diperbandingkan dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan (treatment) yang
selanjutnya disebut kelas kontrol. Desain quasi experiment yang
digunakan adalah desain pretes – postes grup kontrol tidak secara random (nonrandomized
control group pretestposttest design).
Berdasaran uraian di atas maka rumusan masalah yang
diambil dalam penelitian ini adalah
apakah pembelajaran matematika menggunakan metode cooperative script
dengan pendekatan problem posing lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional terhadap motivasi dan
hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Ma’arif NU 1 Kemranjen?
Referensi
:
Agus Suprijono.
2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Anita Lie. 2002.
Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta:
Grasindo.
Ibrahim dan
Suparni. 2008. Startegi Pembelajaran Matematika.Yogyakarta : Bidang
Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Nana Sudjana.
2001. Penilaian Hasil proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar